Study Tour Mahal, Pulang Bawa Hepatitis A

PANMAS, depokupdate.com |Sejumlah orang tua murid Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 20 Kota Depok, angkat bicara menyusul banyaknya pelajar sakit yang disiagnosa menderita Hepatitis A.

Keluhan mereka terkait kebersihan yang ada di SMPN 20, hingga tugas yang biasa diberikan kepada anak-anaknya usai jam pulang sekolah.

Salah satu orang tua, M (45) mengatakan, kebersihan di sekolah yang beralamat di Kelurahan Rangkapan Jaya Baru itu perlu ditingkatkan.

Dia katakan keadaan sekolah tersebut tidak selalu bersih, hanya sesekali ketika ada kegiatan atau kunjungan dari pihak luar.

Hal itu yang disinyalir menjadi penyebab utama timbulnya penyakit, seperti yang baru-baru ini terjadi pada lebih dari 70 siswa.

Orang tua juga mengeluhkan kurangnya tenaga kebersihan yang ada di SMPN 20, hingga setiap hari secara bergantian siswa diminta membersihkan kamar mandi sekolah usai jam pelajaran berakhir.

“Setiap hari ada jadwal piket bagi siswa, mereka membersihkan kamar mandi sekolah usai kegiatan belajar mengajar (KBM),” tutur M.

Selain itu kata M, sebagian orang tua juga sudah meminta agar sekolah diliburkan dalam 2-3 hari. Hal itu untuk mengurangi resiko anak terjangkit virus yang sama.

Karena tidak diliburkan pihak sekolah, sebagian orang tua memilih untuk membiarkan anaknya belajar dirumah.

Hal itulah yang menjadi dasar saat depokupdate.com mengunjungi SMPN 20, terdapat lebih dari 200 anak absen, berikut yang sakit.

Dari keterangan Kepala SMPN 20, Komar Suparman, rata-rata absensi perkelas sebanyak 12, sedangkan jumlah kelas mencapai 22, dari kelas 7-9.

M dan lainnya juga menduga Hepatitis A dibawa dari Bandung, saat mereka melakukan study banding. Karena saat pulang, penyakit itu mulai menyerang banyak siswa.

“Kami.menduga datangnya dari luar ya, karena usai study banding tiba-tiba banyak anak sakit dan dirawat,” ujar M.

Selain masalah penyakit, orang tua murid juga menyesalkan mahalnya biaya study banding yang dilakukan pihak SMPN 20. Namun, mereka memilih diam karena takut dimusuhi pihak sekolah.

“Mahal, untuk satu hari satu malam ke Bandung biayanya Rp. 750.000. Tapi kami tidak bisa menolak, takut dimusuhi,” tutur M.

Kepala SMPN 20, Komar Suparman ketika dikonfirmasi mengatakan apa yang diderita sejumlah siswanya bukan karena habis study tour di Bandung.

“Baru pulang study tour Sabtu kemarin, jadi memang sudah terjadi sebelum itu,” kata Komar.

Ketika ditanya soal besarnya biaya yang harus dikeluarkan untu study tour, dia mengaku itu bukan kebijakan sekolah, tapi urusan semua ada di Komite Sekolah.

“Sekolah lain malah tidak tau, itu urusan komite. Saya juga tidak ikut karena lagi sakit,” pungkasnya.  (Dim)

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Silakan mengirimkan sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: depokupred.com@gmail.com

Tinggalkan Balasan