Menurut laporan dari organisasi kesehatan global, NB 1.8.1 memiliki sejumlah mutasi pada protein spike (duri) yang memungkinkan virus menempel lebih kuat pada reseptor ACE2 di sel manusia.
Mutasi ini diduga membuat varian ini memiliki tingkat transmisi yang lebih tinggi dibandingkan subvarian Omicron sebelumnya.
Meskipun hingga saat ini belum diklasifikasikan sebagai varian yang “mengkhawatirkan” (variant of concern) oleh WHO, namun NB 1.8.1 termasuk dalam kategori varian “dalam pemantauan” (variant under monitoring), yang berarti harus diawasi terus-menerus untuk mengetahui dampaknya terhadap transmisi, keparahan penyakit, efektivitas vaksin, dan pengobatan.
Gejala Varian NB 1.8.1
Salah satu tantangan terbesar dalam menangani varian-varian baru COVID-19 adalah karena gejala yang ditimbulkan seringkali tidak khas atau mirip dengan infeksi pernapasan lainnya.
Pada varian NB 1.8.1, sebagian besar kasus menunjukkan gejala ringan, tetapi tetap berisiko bagi kelompok rentan seperti lansia, penderita penyakit kronis, dan individu dengan sistem imun yang lemah.
Adapun gejala umum dari jenis vaian ini adalah: batuk kering (gejala ini masih menjadi yang paling umum dilaporkan), sakit tenggorokan (mirip dengan radang tenggorokan biasa), pilek dan hidung tersumbat (cukup sering terjadi pada varian ini), demam ringan hingga sedang (beberapa pasien mengalami kenaikan suhu tubuh), kelelahan (pasien sering merasa lemas bahkan tanpa melakukan aktivitas berat), sakit kepala (rasa nyeri di kepala yang ringan hingga sedang), nyeri otot dan sendi (terutama di bagian punggung dan kaki), dan gangguan penciuman dan perasa (masih ditemukan meski tidak sebanyak pada varian awal).