Hardiono ; Door to Door Lebih Efektif

Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Kota Depok dalam menangani Pandemi Covid-19. Upaya dilakukan sebagai pencegahan penyebaran virus corona lebih meluas, juga sebagai penyelamatan terhadap masyarakat.

Seperti diketahui, Covid-19 merupakan jenis virus yang sangat mematikan. Virus itu juga memiliki cara penularan yang sangat cepat, seperti memiliki kekuatan berevolusi.

Namun dibalik itu, ada kabar baiknya. Virus yang terkenal dengan nama Corona itu dapat disembuhkan sendiri, melalui daya tahan tubuh atau yang biasa disebut Imun.

Namun, kesembuhan hanya didapat bagi yang mengikuti anjuran yang telah ditetapkan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan atau BNPB Tanggap Covid-19.

Di Kota Depok sendiri, sejumlah orang diketahui terinfeksi virus corona, jumlahnya memang tidak banyak, namun, karena terkonfirmasi mempunyai hubungan sosial, akhirnya puluhan warga lainnya ikut berimbas karena ditetapkan statusnya menjadi orang dalam pemantauan (ODP).

Sebagian masyarakat yang sakit dan memiliki gejala mirip terkonfirmasi corona mempunyai status pasien dalam pengawasan (PDP). Bahkan, perawat atau dokter yang pernah berinteraksi secara langsung ikut berstatus orang dalam resiko (ODR) Covid-19.

Beberapa waktu lalu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Depok, Hardiono pernah membahas tentang bagaimana cara mencegah penularan virus corona lebih meluas.

Hardiono yang kebetulan seorang dokter mengatakan cara paling efektif dalam menanggulangi pandemi tersebut adalah dengan melakukan rapid test, cara itu yang kini dipakai di seluruh pemerintahan di Indonesia, kota dan kabupaten.

Namun, Hardiono menegaskan rapid tesr tidak bisa dilakukan secara massal, karena malah menyebabkan penularan lebih meluas. Sasaran dimiinta diam dirumah, petugas pelaksananya yang mengunjungi, atau bahasa lainnya home visit.

“Caranya dengan melakukan home visit, kalau ODP atau PDP jalan seperti ke tempat pemeriksaan massal maka saya khawatir terjadi penyebaran virus tersebut,” katanya 24 Maret 2020.

Hal itu dilakukan kata Hardiono, karena dalam situasi yang seperti ini, pilihan tepat untuk mengendalikan wabah dan virus adalah tetap diam di rumah, dan melakukan isolasi mandiri selama 14 haru guna penyembuhan dan menekan angka penularan virus tersebut.

Hardiono menilai saat ini upaya menjemput bola kepada orang yang menjadi prioritas rapid test menjadi salah satu cara paling efektif dalam menekan angka penyebaran virus tersebut.

Apa yang dikatakan Hardiono pun diamini Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Daerah Pemilihan Depok-Bekasi, Hasbullah Rahmad. Hasbullah mengatakan terjadi pilihan yang dilematis jika covid test dilakukan di suatu titik atau Puskesmas.

Sebab kata dia, orang dengan pemantauan itu memang belum positif corona, namun tidak ada yang jamin juga orang tersebut belum tertular.

“lebih aman kalau ada data ODP dilakukan cek di rumah, bukan di puskesmas, tapi petugas yang aktif. Kalau ada kerawanan tidak akan menyebar, karena 14 hari bisa sembuh. Ke Puskesmas pakai transportasi masal maka makin besar,” kata dia.

Hasbullah juga mendukung cara pandang Hardiono yeng menyebutkan jemput bola merupakan cara yang paling efektif dalam menekan penyebaran corona.

”Pemerintah harus bijak, niat baik, tapi kalau tidak tepat teknis maka akan nambah pasiennya. Caranya jangan konfensional, perkecamatanya sudah benar tapi mata rantai penyebaran harus dihentikan,” tandasnya. (*)

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Silakan mengirimkan sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: depokupred.com@gmail.com

Tinggalkan Balasan