Wooyy Seru Banget Lebaran Kp. Stangkle Kemiri Muka Beji, Warga Pada Bawa Makanan Rantang

Reporter: adi apeng
Editor: adi

depokupdate.id, Beji – Hajatan Lebaran Kampung Stangkle Kelurahan Kemiri muka Kecamatan Beji, yang baru pertama kali digelar mendapatkan apresiasi dari berbagai lapisan mulai masyarakat.

Lebaran Kp. Stangkle Kelurahan Kemiri Muka dimulai dari pukul 08.00 di Lapangan volly H. Nalim Neih, ada sekitar 500 warga yang mengikuti kegiatan Lebaran Kp. Stangkle.

Kegiatan diawali dengan pawai rantangan dan hasil bumi yang masih ada di Kelurahan Kemiri muka. Peserta lelaki mengenakan baju pangsi yang merupakan pakaian adat Depok Betawi, adapun yang wanita mengenakan kebaya.

Usai melakukan serangkaian acara peserta lalu ngariung atau makan bersama dengan membuka rantang yang mereka bawa masing masing.

Ketua Panitia Lebaran Kp. Stangkle, Minan Adi atau yang biasa disapa Minan mengatakan, ide awal kegiatan Lebaran Kp. Stangkle ini berawal dari kegiatan kumpul kumpul para RW di sekitaran Kp. Stangkle Kemiri muka.

Pendekar silat kp. stangkle menampilkan keahliannya mencuci muka dengan air keras

“Kita Keluarga besar kp. Stangkle dan setiap lebaran mereka berkumpul saling bermaafan satu sama lain,” katanya.

Tidak hanya berkumpul, mereka juga makan bersama, dimana menu makannya dibawa menggunakan rantang.

“Dari awal itulah, kami mengusulkan lebaran Kp. Stangkle kepada tokoh masyarakat, Karang Taruna agar dilakukan Lebaran seperti ini,” ujar Minan.

Kegiatan ini juga sebagai langkah melestarikan budaya dan menciptakan keakraban warga di Kemiri muka satu sama lain.

tradisi lebaran rantangan akan terus di kembangkan untuk ingatkan generasi muda

“Ya kita harap kegiatan ini setiap tahunnya bisa dilaksanakan kembali agar Kebudayaan bisa di lestarikan yang sudah ada sejak dulu tetap ada,” katanya.

Makanan ala Betawi yang dibawa dalam rantang tersebut bermacam-macam. Biasanya terdiri dari dodol, tape uli, rengginang, hingga rangkambang yang masing-masing punya simbol tersendiri.

Dulu tidak pakai rantang Dahulu, orang-orang Betawi tidak menggunakan rantang seperti yang dikenal sekarang. Mereka menggunakan wadah yang terbuat dari bambu seperti bongsang, tampah, tenong, atau besek. “Tenong juga untuk dodol, rangkambang, tape uli, pokoknya makanan dan kue-kue yang basah gitu lah. Kalau besek itu biasanya untuk nasi dan lauk pauk. Bongsang itu untuk buah-buahan,” terang Minan. 

tradisi orang dulu makan rantangan menandakan warga guyup dan sambil ngobrol bareng

Minan menyatakan, Rantang bertingkat seperti yang kita kenal sekarang ini. “Rantang ini juga sama di bagian atas nasi, bawah sayuran, bagian tengah lauk pauk. Kadang di rantang kita bawa kue juga,” sambung

Ketua Pesat Budi Setiawan mengatakan, melalui agenda Lebaran Silaturrahmi Akbar Warga kp. Stangkle, bersama LPM dan Karang Taruna serta warga ingin menghidupkan kembali tradisi silaturahmi dengan bertukar makanan dengan membawa rantang setelah lebaran.

“Tradisinya sejak dulu sudah ada, tapi sekarang kita gairahkan kembali, mengingatkan generasi sekarang,” ucap Ketua Pesat Budi Setiawan.

Ia menilai Lebaran Orang Depok ini dapat mengingatkan kembali tradisi yang mulai memudar dan memperkenalkan kepada anak-anak agar bisa dilestarikan.

“Tradisi ini perlu dihidupkan kembali, sehingga tidak kehilangan jejak budayanya. Ini merupakan upaya kami untuk melestarikan budaya, insya Allah tahun depan bisa dilaksanakan lagi,” ujar Budi.

Tradisi rantangan merupakan salah satu tradisi masyarakat Betawi khususnya Kota Depok yang biasa dilakukan saat Lebaran. Masyarakat Depok Betawi akan berkeliling ke rumah-rumah keluarga serta kerabat sambil membawa wadah rantang yang diisi dengan aneka makanan yang khusus disiapkan. Fungsinya adalah mempererat tali silaturahmi di antara keluarga dan kerabat.

“Hari Lebaran kita bawah rantang, keliling itu. Kadang satu rantang itu isinya empat tingkat ya, itu berarti kita bisa mampir ke empat keluarga,” kata Budi.

Sementara itu Lurah Kemiri Muka Danudi Amin mengapresiasi kegiatan ini. “Kami dukung kegiatan ini, diharapkan bisa dilanjutkan pada tahun depan,” katanya.

Danudi menilai kegiatan ini bisa menambah khasanah budaya Depok dan memajukan Kemiri Muka termasuk para pelaku UMKM.

Tujuannya untuk silaturahmi warga, melestarikan kearifan lokal budaya Depok betawi di Kelurahan Kemiri Muka.

Dia mengucapkan terima kasih kepada seluruh Warga Kemiri Muka khususnya warga Kp. Stangkle dan masyarakat yang mendukung kegiatan ini.

“Diharapkan dapat menjadi motivasi bagi kita untuk melestarikan budaya, khusus Budaya Betawi di Kelurahan Kemiri Muka,” ucapnya.

Ditempat yang sama Ketua RW 15 Arief Afifullah menuturkan, selain mengapresiasi kegiatan silaturrahmi akbar, kampung kita khususnya Lebaran Kp. Stangkle sebagai ajang ngumpul bareng.
“Tentunya kegiatan ini patut untuk di apresiasi kegiatan positif dalam menjalin silaturahmi sesama warga kampung stangkle serta menjaga dan melestarikan budaya Betawi Depok yang harus kita jaga bersama sama,” ujar Arief yang juga sebagai Ketua umum Aspera Indonesia Kota Depok. (**).

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Silakan mengirimkan sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: depokupred.com@gmail.com