Akibatnya menurut Istri Menag, saat ini banyak anak muda milenial belajar agama tidak pada para kiai atau ustad lagi yang ahli di bidangnya.
“Mereka belajar agama dari internet. Disini terjadi jalur keilmuan yang tidak tepat. Generasi milenial tidak belajar di masjid, pesantren atau surau tetapi melalui sarana digital,” ungkap Hj Eny.
Muslimat NU berperan strategis Peran sangat besar utamanya dalam memberikan pendidikan agama, membangun peradaban, memperbaiki diri kepada masyarakat,
Hal tersebut kata Hj Eny, sangat rentang terhadap masuknya paham ekstrimisme utamanya melalui media sosial. Peranan Muslimat NU harus terus memberikan peran dan kontribusi aktif dalam penguatan keagamaan, sosial dan kemasyarakatan.
Untuk itu lanjut Hj. Eny, untuk memahami fenomena sosial ini. Salah satunya adalah dengan strategi komunikasi yang tepat untuk memahamkan generasi millenial agar tidak terjebak pada pemahaman ekstrimisme. Berguru dengan materi keagamaan melalui media sosial ada kelebihan dan kekurangannya.
“Bahwa era distrubsi sekarang ini meniscayakan kehadiran media sosial yang berkembang dengan sangat cepat. Ekses dari era distrubsi ini adalah dislokasi intelektual dan kultur yang mendorong semuanya menjadi serba instan,” tandas Hj Eny.
Akibatnya menurut Hj. Eny, saat ini banyak anak muda milenial belajar agama tidak pada para kiai atau ustad lagi yang ahli di bidangnya. “ Mereka belajar agama dari internet. Disini terjadi jalur keilmuan yang tidak tepat. Generasi milenial tidak belajar di masjid, pesantren atau surau tetapi melalui sarana digital,”ungkap Hj Eny.