“Ada warga yang memiliki 5 hingga 6 box. Saat ini ada sekitar 200 keluarga yang terlibat, dan total terdapat 200 box maggot,” tambahnya.
Ke depan, Ia berencana untuk meningkatkan skala program ini dengan membangun rumah maggot berkapasitas 100 box.
“Kami sudah berdiskusi dengan pihak PT. Biomagg, dan mereka siap membantu pembiayaan untuk pembangunan rumah maggot. Warga sangat antusias menyambut hal ini,” ujarnya.
Program budidaya maggot ini tersebar di sembilan RW di Kelurahan Jatijajar. Warga memanfaatkan sisa makanan dari dapur mereka sebagai pakan maggot. Beberapa warung makan di sekitar Jatijajar juga ikut berpartisipasi dengan tidak lagi membuang sisa makanan ke tempat lain, melainkan langsung memanfaatkannya untuk budidaya maggot.
“Warga sudah paham bagaimana memilah sampah organik, sehingga tidak ada sampah yang basah dan berbau. Hasilnya, lingkungan sekitar tetap bersih dan nyaman,” pungkasnya.
Program budidaya maggot ini diharapkan tidak hanya menjadi solusi bagi pengelolaan sampah organik, tetapi juga menjadi sumber pendapatan tambahan bagi warga Jatijajar.