“Dengan akan beroperasinya stasiun ini maka rute D09 dan D10 nantinya akan diperpanjang ke arah Stasiun Pondok Rajeg”, imbuhnya.
Menurutnya langkah kedepan yang diupayakan untuk mendukung layanan Stasiun Pondok Rajeg adalah dengan melakukan pembebasan lahan di samping Stasiun Pondok Rajeg.
“Tahun ini Kami telah merencanakan titik-titik untuk mangkal angkot. Selanjutnya lahan di samping stasiun Insyallah tahun depan akan dibebaskan untuk pembangunan Terminal Tipe C dengan menggunakan APBD 2025,” pungkasnya.
“Nanti kedepannya angkot akan siap melayani kebutuhan masyarakat yang akan melakukan mobilitas terutama yang menggunakan layanan kereta commuter,” sambungnya.
Pondok Rajeg mulai direaktivasi sejak tahun 2020 oleh BPTJ, diawali dengan penyusunan studi kelayakan dan dilanjutkan dengan desain stasiun serta kajian lalu lintas pada tahun 2021.
Konstruksi Pembangunan dilakukan pada tahun 2022 sampai dengan 2023 yang meliputi pengangkatan track dan listrik aliran atas (LAA) serta pengembangan struktur bawah bangunan stasiun dan peron.
Saat ini Stasiun Pondok Rajeg telah diserahkan asetnya kepada Ditjen Perkereta apian melalui Balai Teknik Perkereta apian Kelas I Jakarta.
Reaktivasi ini dilakukan untuk mengurai penumpukan penumpang di Stasiun Cibinong, Stasiun Citayam dan juga Stasiun Depok, serta mengurai kepadatan lalu lintas di wilayah Kecamatan Cilodong dan Kecamatan Pondok Rajeg.