depokupdate.id, Depok – Rumah produksi Tubaik Productions menggarap film “Kembali Meniti Cahaya”. Film besutan sutradara Cholidi Asadil Alam ini mengisahkan Kehidupan Rumah Tangga yang bangkit dari keterpurukan.
Ini kerja bareng Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Depok bersama Rumah produksi Tubaik Productions.
Dikemas dengan sarasehan, untuk semakin menguatkan komitmen pemenuhan Hak Anak dan Pencegahan Kekerasan Kepada Anak. Acara dibuka langsung oleh Walikota Depok, KH. Muhammad Idris.
Syuting film ini dilakukan di Daerah Kota Depok, diharapkan dari film ini dapat menjadi momentum membangkitkan kembali dunia perfilman nasional.
Cholidi mengatakan film Kembali Meniti Cahaya mengisahkan tentang keributan suami istri, Keluarga yang dipenuhi dengan kesedihan yang mendalam dalam keluarga, setelah suami di PHK, (bisa dilihat di YouTube). Hal itu disampaikan Cholidi ketika berbincang di gedung Baleka Kota Depok, Senin, (6/8/2023).
Karena kehilangan pekerjaan, rumah tangganya pun ikut berantakan sebab.Cicilan rumah, kredit mobil dan semua kebutuhan rumah tangga yang tinggi mendadak tak lagi bisa dipenuhi.
“Ternyata banyak persoalan rumah tangga, sampai ada keributan semua ini karena masalah ekonomi, naahh kita analisa semua itu Pemerintah Kota Depok memberikan solusinya,” ungkap sutradara Cholidi Asadil Alam.
Cholidi Asadil Alam di ketahui sebagai aktor pemeran utama ‘Ketika Cinta Bertasbih’, keinginannya untuk terus berdakwah di dunia seni dan menjadi sutradara film islami.
Cholidi Asadil Alam merupakan aktor yang memiliki dua prinsip sebelum menerima tawaran film dari produser dan sutradara.
“Jadi doakan mudah-mudahan istiqomah ya, mudah-mudahan saya terus berdakwah di dunia seni. Ini ada mau main sinetron, ya, doakan yang terbaik,” katanya.
“Terus ada cita-cita saya juga, pengen jadi sutradara Islami ya, mohon doanya. Di Indonesia sutradara hebat bagus banyak. Tapi sutradara islami tidak banyak,” ungkapnya.
Pertama, aktor berdakwah ini tidak ingin beradegan pegangan tangan, pelukan atau ciuman. Selanjutnya, Cholidi tidak ingin bermain dalam film yang tidak islami, tidak mendidik.
Ia juga menjaga amanah, karena orang tuanya ingin aktor berdakwah ini menjadi public figure Islami.
“Tapi, saya ini menjaga amanah. Abah ibu saya di kampung di Bangil, Jawa Timur, Pasuruan, itu ingin saya menjadi public figure islami,” ungkap Cholidi.
Prinsip tersebut bisa ia pegang, bukan karena dirinya hebat, tapi, takut.
“Mungkin disini ada yang bilang, Mas Cholidi hebat banget, si, ya, prinsipnya ya. Kuat banget. Sebenernya saya bilang, bukan saya yang hebat, tapi justru karena saya takut, takut apa? Ada ayat yang sering kita baca (yang dimaksud Surah Ali Imran Ayat 26),” ujarnya.
“Kita pengen dimuliakan atau dihinakan? Dimuliakan, salah satunya dengan hanya mau menerima pekerjaan yang baik,” ujarnya.
Kuatnya prinsip Cholidi, sehingga mampu menolak tawaran film bernilai ratusan juta, karena tidak sesuai prinsipnya. Hal tersebut juga tidak lepas dari didikan orang tuanya.
“Saya cerita tadi nolak tawaran ratusan juta, 200 juta, 300 juta perbulan di sinetron. Itu juga karena berkat orang, didikan orang tua yang utama. Kedua, orang tua saya nyekolahin saya di sekolah Islam, saya di sekolahin di madrasah, TK SD saya madrasah, ya, SMP masih di Jawa Timur, SMA saya merantau di Jakarta.”
“Saya ya bisa punya prinsip itu, hanya mau rizki yang halal, rizki yang baik, ya, itu karena saya sekolahnya di sekolah Islam.” jelas Cholidi.
“Film Kembali Meniti Cahaya yang pertama kami produksi, terima kepada bapak Walikota Depok, Wakil Walikota, Sekda dan DP3AP2KB Kota Depok, yang mempercayakan saya, mudah mudahan ke depan kita akan membuat beberapa episode,” pungkasnya. (**A).