Benar saja, belum satu bulan angkringan ini berjalan sudah berhasil modal. Uang yang kita kumpulkan. Bahkan kini penghasilan dari angkringan bisa untuk melengkapi tempat jualan mereka agar lebih nyaman.
Belajar masak, kata Tanti,
Karena dimulai secara otodidak, awalnya ini mengandalkan sate dan makanan dengan cara resep sendiri. Ada penjual yang khusus menyediakan menu angkringan untuk dijual kembali.
Lambat laun mulai belajar memasak. Tanti, gadis berdarah Depok ini yang kemudian mencoba memasak menu angkringan. “Yang masak saya sendiri, nanti yang nusukin sate dibantu sama yang lain. Belajarnya sendiri aja,” kata Tanti.
Kini semua menu makanan yang ada di angkringan dimasak sendiri, dengan demikian keuntungan yang didapat lebih banyak dan rasa makanan lebih terjamin.
Sehari habis ratusan tusuk sate
Di sini ada lebih dari 15 varian sate angkringan mulai dari sate usus, ati ampela, bakso, sosis, telur puyuh, ceker ayam, bakso ikan dan lain sebagainya. Selain itu juga ada nasi kucing isi ikan teri dan tempe orek.
Ada juga menu gorengan seperti tempe dan tahu goreng. Setiap menu ini dibanderol dengan harga terjangkau mulai dari Rp 2 ribu hingga Rp 5 ribu.
Dalam sehari Rian dan Dita mengaku bisa menghabiskan ratusan tusuk sate. “Pernah kita buka jam 7 (malam) tapi jam 8 sudah habis. Kita nggak mau banyak-banyak, supaya habis terus jadi selalu dimasak baru besoknya,” katanya.