Seperti apa kisah pengalaman remaja pemilik angkringan komok.
Ide awalnya untuk membuka angkringan ini dimulai secara tidak sengaja. Ingin mengajak teman-teman Tanti yang nganggur belum pada kerja, tengah ngobrol santai sambil nongkrong. Tiba-tiba ada obrolan untuk membuat bisnis angkringan sebagai tempat nongkrong sekaligus menghasilkan.
“Awalnya kita ngobrol-ngobrol aja, gimana kalau kita buka angkringan. Kan menghasilkan, daripada kita nongkrong doang,” ujar Tanti yang masih berusia 33 tahun ini.
Bak gayung bersambut, beberapa teman Tanti mengiyakan ide ini. Akhirnya mereka mematangkan konsep untuk membuka angkringan. Sekaligus mencari tempat dan nama untuk angkringan mereka.
Sampai terpilih nama Angkringan Kedai Bamoel, Angkringan Komok di bilangan Depok Timur. Pemiliknya adalah masih remaja yang gigih memulai usaha. Angkringan Komok yang diambil dari nama muka, dengan muka yang berbeda beda, jadinya kita semua kalangan bisa masuk ke angkringan ini.
Modal dari hasil kerja sendiri. Untuk memulai angkringan ini, Tanti mengumpulin uang sebagai modal. Saat itu uang terkumpul dibelikan gerobak angkringan, alat masak, alat makan dan sewa tempat jualan.
Dengan modal ini berusaha menjual makanan angkringan sebanyak mungkin agar cepat balik modal, akan bikin lagi ditempat yang lain. Bahkan di awal usaha, kita rela tidak mendapatkan uang lelah demi memutar modal usaha.