Dalam cerita itu, kata Fifi, disebutkan bahwa calon pilot yang pertama berjanji akan mematuhi aturan penerbangan internasional dan terbang di ketinggian 30.000 kaki agar terpilih sebagai pilot.
Sementara, calon pilot yang kedua menyebut dirinya bakal menempatkan seluruh calon penumpang di kelas bisnis dan memberikan diskon tiket.
“Kalau yang sekarang pasti akan tertarik yang nomor dua, karena menyiapkan semuanya dipersiapkan kelas bisnis dan semua diberikan diskon tiket gratis,” jelas Fifi.
Menurut Fifi, pilot kedua inilah yang semestinya disikapi oleh para calon penumpang karena keputusan memilih pilot kedua didasari oleh alasan emosional dan kurang informasi.
“Dan sebetulnya tawarannya tidak masuk akal, sudah diberi kelas bisnis semuanya kemudian tiketnya didiskon, menarik sekali tapi tidak masuk akal,” sebut Ketua Dewan Pendidikan tersebut.
Fifi mengatakan, kesimpulan yang dapat diambil dari cerita tersebut adalah pemilihan pilot dan kopilot atau Capres dan Cawapres harus dilakukan hati-hati agar jangan sampai salah pilih.
“Prinsip koalisi yang terpenting diperlukan jiwa besar, saling support, sinergi dan kolaborasi semua elemen baik parpol pengusung, pendukung ataupun relawan yang tergabung didalam pemenangan nanti,” ujar Fifi.