Pementasan “Post Gen Z” Sanggar Seni Teater GLAdiactor Kota Depok Berhasil Raih Juara Umum Ajang FTA Tingkat DKI Jakarta di Taman Ismail Marzuki

Reporter: Adi Apeng
Editor: Adi

depokupdate.id, Depok – Berada di daerah pinggiran yang jauh dari pusat Kota bukan halangan untuk berprestasi. Lomba Teater Anak Tingkat Provinsi DKI Jakarta, diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, bekerja sama dengan Lembaga Teater Jakarta, mulai tanggal 25 – 30 September 2023.

Dalam FTA 2023, peserta akan memperebutkan beberapa kategori, seperti grup terbaik, sutradara terbaik, pemeran utama pria terbaik, pemeran utama wanita terbaik, penata panggung terbaik, penata musik terbaik, desain kostum dan rias terbaik, penata cahaya terbaik, dan sejumlah kategori lainnya.

Teater GLAdiactor Kota Depok membuktikan berhasil meraih Juara Umum dalam ajang Festival Teater Anak 2023 di Teater Kecil, yang di gelar Taman Ismail Marzuki, pada Jumat (29/9/2023) yang lalu acara dilaksanakan pada malam hari pukul 19.00 WIB.

Pementasan Teater GLAdiactor Kota Depok, Naskah “Post Gen Z” ini ditulis oleh Herry W Nugroho dan Maly Assoy. Pertunjukkan ini juga disutradarai langsung oleh Herry W Nugroho.

“Alhamdulillah kam berhasil menyabet lima dari sembilan penghargaan dalam gelaran Festival Teater Anak (FTA). Ajang ini diikuti 29 grup teater anak dengan peserta kurang lebih 1.200 anak dan akan dihadiri oleh 3.000 penonton yang akan menonton selama perhelatan FTA 2023 ini digelar,” kata pemilik Teater GLAdiactor yang juga sebagai sutradara langsung, Herry W Nugroho, kepada media ini baru baru ini di pondok terong, Cipayung Depok.

Herry W Nugroho, yang biasa di sapa Herry ini mengatakan, Teater GLAdiactor merupakan sanggar seni di bawah naungan GPM Leader Academy. Bentukan warga Perum Griya Putra Mandiri Rt 007/009 Kelurahan Bojong Pondok Terong, Kecamatan Cipayung, Kota Depok.

Adapun, menurutnya GPM Leader Academy adalah pusat pembelajaran dan wadah generasi muda untuk mengembangkan diri atas dasar kesadaran warga dan tanggung jawab sosial.

Berlakon “Naskah “Post Gen Z” ini ditulis oleh Herry W Nugroho dan Maly Assoy. Pertunjukkan ini juga disutradarai langsung oleh Herry W Nugroho,

Berhasil menyabet penghargaan Kategori : 1. Grup Terbaik I, 2. Sutradara Terbaik, 3. Aktor Utama Pria Terbaik, 4. Penata Cahaya Terbaik. Kemudian Juga Masuk Nominasi Sebagai : 1.Desain Publikasi Terbaik, 2. Naskah Asli Terbaik, 3. Artistik Terbaik, 4. Rias & Kostum Terbaik dan 5. Musik Terbaik.

Kata Herry, penonton disuguhkan dengan drama musikal yang memadukan unsur koreografi, lagu, pantomim, musik perkusi, hingga video mapping. Adapun, pemain “Post Gen Z” adalah anak-anak dan dipandu oleh tim produksi dari generasi muda.

“Unsur koreografi dalam pementasan tersebut dikreasikan oleh Asri Mery Sidowati, lulusan S2 jurusan tari di Korea Selatan. Unsur musik digarap oleh Andri “Virgo“ Setiawan, personil grup band reggae Tony Q Rastafara,” ungkapnya.

Ada beberapa seniman kawakan juga terlibat dalam proses membimbing anak-anak yang mementaskan naskah “Post Gen Z”, seperti JokJoker, seniman musik dan pantomim; Iqbal Samudra, Ketua Simpul Interaksi Teater Selatan (Sintesa) Jakarta Selatan; serta beberapa seniman lainnya.

“Mereka rapuh, labil, sekaligus lugu. Bagaikan kain putih, mereka bisa berubah menjadi warna apa saja yang indah, tapi bisa juga menjadi kotor penuh noda,” kata Herry.

Pementasan naskah “Post Gen Z: Kami Ini Siapa…? Itu Tanya Sepanjang Usia?” ini membawa cerita tentang anak-anak masa kini yang hidup di tengah perkembangan teknologi yang pesat.

“Kami mementaskan dengan beberapa improvisasi, di antaranya menyisipkan humor dan memperbanyak penggunaan bahasa berdialek Betawi dan bahasa gaya Depok.

‎”Setiap hari anak-anak saya tuntut berdialog memakai dialek. Mereka harus terbiasa sebelum tampil di DKI,” tandasnya.

Satu yang paling berkesan bagi Herry adalah mainnya totalitas para anak anak.
“Iya sempat kebingungan untuk membuat properti pementasan lantasan dana yang terbatas, kami galang dana secara swadaya,” paparnya.

Anak-anak yang disebut anak zaman now ini diibaratkan sebagai kain putih. Suatu ketika, anak-anak bertemu sosok Joker yang mengubah segalanya. Kain-kain putih terancam menjadi kotor.

Namun, perubahan itu bukan salah Joker sebab Joker memang harus hadir sebagai konsekuensi kemajuan zaman.

Herry tetap memberikan kepercayaan diri, meski berasal dari wilayah pinggiran DKI Jakarta.

“Sekarang saat anak-anak telah mencapai banyak pretasi, saya mengingatkan mereka agar jangan takabur dan sombong. Tetaplah membumi,” tutur Herry.
“Terima kasih atas Support dan Doa dari seluruh Warga Griya Putra Mandiri,” tambahnya.

Sementara itu warga Beji Kota Depok Iwan mengaku, sudah lama memperhatikan Teater GLAdiactor merupakan sanggar seni di bawah naungan GPM Leader Academy.

“Dalam berteater kita butuh kesabaran, kedisiplinan, mengasah kreatifitas, dan menuntut totalitas,” jelas Iwan.

Saat pementasan, butuh kecermatan dan ‎disiplin tinggi. Menurutnya, berteater itu keren lantaran butuh kreativitas dan totalitas.

“Anak anak yang meraih penghargaan terbaik, perlu berkreativitas di tengah fasilitas yang serba terbatas.

“Kami sangat menyangkan bagi aparat setempat, kita bangga anak anak Kota Depok bisa berprestasi di tengah keterbatasan dana, bahkan pak Camat dan pak Lurah di undang tidak hadir, melihat kemampuan warganya meraih Juara di pentas tersebut,” pungkasnya. (**).

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Silakan mengirimkan sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: depokupred.com@gmail.com