depokupdate.id, Kemiri Muka – Ketua RW 15 Kelurahan Kemiri Muka bersama para Ketua RT melakukan fogging secara mandiri di lokasi warga terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD). Fogging dilakukan hingga 2 hari ke depan.
Fogging mandiri itu dilakukan merespons keluhan dari warga yang khawatir tentang merebaknya kasus DBD di wilayah RW 15.
RW dan RT ini melakukan iuran mandiri untuk membeli alat fogging portable beserta obat-obatan yang dibutuhkan.
Dari pantauan depokupdate.id, petugas yang melakukan fogging tersebut adalah Ketua RT 02 Purwanto. fogging diawali dari wilayah RT 02, 03, 04, 05 dan berakhir RT 01.
”Di RW 15 tidak ada kasus, cuma ada gejala gejala DBD, sekarang sudah sembuh. Baru pulang dari rumah sakit habis dirawat sejak seminggu lalu,” ungkap Ketua RW 15 Arif Afifullah, di lokasi, Minggu (23/06/2024).
“Kami ada beberapa tim yang bergerak di lapangan dan sebelum tuba di lokasi kami sudah ada pemberitahuan ke rumah warga yang akan di-fogging untuk menutup makanan agar tidak berbahaya,” tambahnya.
Selain rumah-rumah warga terdampak, sasaran fogging mandiri ini juga menyasar sekolah-sekolah, mushala dan fasilitas umum seperti gereja, toko-toko dan got saluran air.
Selain fogging, kata Arif, para Ketua RT juga menyosialisasikan langkah pencegahan dengan gerakan pemberantasan sarang nyamuk mulai dari menguras tempat penampungan air secara rutin dan memanfaatkan limbah bekas bernilai ekonomis.
“Kami berharap ini akan ada tindak lanjut dengan memberikan bentuk-bentuk pencegahan lain seperti menggiatkan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk dan 3M Plus,” tuturnya.
“Saya ucapkan terima kasih kepada warga RW 15 yang telah membantu lancarnya kegiatan fogging ini,” ucapnya.
Sementara itu Ketua RT 02 Purwanto mengatakan, memasuki masa pancaroba ini berbagai upaya dilakukan untuk mencegah merebaknya kasus demam berdarah dengue (DBD). Menyusul, hingga kini kasusnya masih membayangi wilayah RW 15.
Meski baru satu warga terserang DBD, ke depan pihaknya akan getol melakukan serangkaian upaya antisipasi. Salah satunya meningkatkan pemantauan dan sosialisasi lewat kader pemberantasan sarang nyamuk (PSN), sekaligus menggalakkan gerakan 3M (menguras, menutup, mengubur) plus pada warga.
”Kita koordinasikan dengan semua pihak, kalau memang perlu fogging lagi kita akan lakukan supaya benar-benar aman,” terang Purwanto. (**).