Sungai bersejarah itu, terang Olik, dibagi tiga sub DAS. Ciliwung hulu seluas 15.251 hektar (di wilayah Kabupaten Bogor dan Kota Bogor), Ciliwung tengah seluas 16.706 hektar (di Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Depok, dan Bekasi) serta Ciliwung hilir seluas 6.295 hektar (di DKI Jakarta).
Berdasarkan penelitian, limbah rumah, sampah, limbah industri, limbah ternak, dan pencemaran dari pertanian yang ada di Ciliwung sebesar 54,4 ton BOD per hari.
“Sementara, kemampuan sungai menampung beban pencemaran hanya 9,29 ton BOD (Biological Oxygen Demand) per hari. Ini artinya Ciliwung melebihi daya dukungnya.” ungkapnya.
Hari Ciliwung yang diperingati setiap 11 November, tambah Olik, ditetapkan berdasarkan penemuan dua ekor bulus atau sejenis kura-kura pada 11 November 2011 yang menunjukkan eksistensi hewan endemik di Ciliwung yang harus dijaga habitat dan kehidupannya.
Jadi, lanjutnya, tanggal 11 November, merupakan momen kepedulian bersama untuk terus menjaga sekaligus membebaskan Ciliwung dari segala persoalan.
‘’Saya rasa tidak perlu tunggu 11 November atau 5 Juni untuk menunjukkan kepedulian merawat Ciliwung dan lingkungan. Kita kawal lingkungan serta manfaatkan inovasi agar generasi mendatang tidak merasakan krisis air,” sambung Olik.
Pemasangan Gratis
Saat ini Tirta Asasta Depok memberikan promo Biaya pemasangan gratis bagi masyarakat Kota Depok yang ingin berlangganan layanan air bersih dengan mendaftar melalui www.tirtaasastadepok.co.id.