DEPOK, depokupdate.com | Pilkada kota Depok yang akan memasuki tahapan pendaftaran bakal calon Walikota dan Wakil Walikota pada tanggal 4 – 6 September 2020 mendatang, namun hingga saat ini baru 2 pasangan calon yang nampak di publik, salah satunya pasangan Pradi – Afifah yang diusung oleh PDIP.
Banyak warga kota Depok menaruh harapan adanya perubahan kedepannya di kota penyanggah ibu kota negara Indonesia, Jakarta. Salah seorang warga Depok, Maya Aprilia saat bincang santai “Segelas kopi Pahit” mengungkapkan harapannya pada sosok calon pemimpin perempuan, Afifah Alia.
Berikut petikan wawancaranya bersama reporter kami Anwar.
Bagaimana pendapat tentang Pilkada kota Depok?
Pertama, sebagai warga Depok saya berharap penyelenggaraan pesta demokrasi Pilkada kota Depok dapat berjalan dengan baik dan tertib. Kedua, ada hal yang menarik pada Pilkada Depok kali ini, yaitu salah satunya ada calon perempuan.
Dan ini kali pertama sosok perempuan berani ikut dalam kontestasi yang tentunya diharapkan melahirkan ide-ide dan program yang lebih menyentuh dinamika warga kota khususnya pada perempuan dan anak yang lebih berkarakter. demi tercapainya peningkatan indek pembangunan manusia.
Apa pandangan Anda dan harapan terhadap calon Wakil Walikota Depok perempuan?
Melihat salah satu calon perempuan dan berlatar belakang pengusaha tentu saja banyak hal yang bisa dilahirkan untuk pembangunan selama lima tahun kedepan. terciptanya good covernance, mampu mencipta akses birokrasi yang mudah bagi kepentingan masyarakat.
Kemudian sebagai warga saya melihat bahwa perempuan akan lebih responsif dan bisa berperan aktif dalam menghadapi permasalahan-permasalahan khususnya pemberdayaan keluarga yang lebih mencerdaskan dan mensejahterakan.
Apa harapan Anda kepada pemimpin baru nantinya?
Tentu saya berharap kepada para calon jika terpilih nanti harus punya terobosan baru dalam pembangunan untuk perubahan kota Depok. Salah satunya menjadikan kota yang segar, memiliki daya tarik terendiri. Menjadi Kota modern yang aman dan nyaman namun ramah secara kultur bagi warganya.
Demikian wawancara kami “Segelas Kopi Pahit” dengan seorang warga domisili Pancoran Mas. -AN
