“Teknik Kriptografi yang efektif harus mampu untuk melindungi data baik pada saat disimpan maupun ditransmisikan. Riset yang kami kembangkan melalui dua pendekatan yakni enkripsi dengan metode keystream cipher dan enkripsi menggunakan block cipher,” pungkasnya.
Ia menambahkan, tantangan selanjutnya adalah bagaimana dari sekian banyak algoritma kriptografi dan algoritma model klasifikasi serangan dapat diimplementasikan kedalam bentuk fisiknya, yakni integrated circuit (IC) melalui perancangan Field Programmable Gate Array (FPGA).
“Guna meningkatan riset, pengembangan, dan inovasi di bidang kriptografi yang mengarah kepada pembangunan dan pengembangan industri kriptografi nasional, wajib dilakukan kerja sama pentahelix intensif dan berkelanjutan,” katanya.
“Hal tersebut akan menjadi pendukung pembangunan nasional yang masyarakatnya hidup dalam suasana aman, tentram, sehat dan sejahtera,” sambungnya.
Sebelum dikukuhkan guru besar ke-15 UI yang dikukuhkan pada tahun 2025, Prof. Suryadi telah menamatkan pendidikan sarjana di FMIPA UI, pada 1990. Kemudian pada tahun 1998, Ia menyelesaikan studi magister di Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung (ITB). Lalu, setelah itu kembali ke UI dan berhasil mendapatkan gelar doktor di Fakultas Teknik (FT), pada 2013.


