Untuk itu, perlu adanya sinergi antara pemerintah, masyarakat dan lembaga lainnya untuk fokus pada titik-titik wilayah yang sudah teridentifikasi memiliki kasus stunting tinggi.
Menurutnya, pemanfaatan database yang akurat menjadi dasar penting dalam merancang program penanganan yang tepat sasaran di setiap kelurahan dan kecamatan.
“Penanganan di setiap wilayah pasti berbeda, karena permasalahan dan kebutuhannya juga tidak sama. Dengan data yang tepat, kita bisa menentukan langkah efektif agar target penurunan stunting benar-benar tercapai pada 2026,” ujarnya.
Dikatakannya, dana kelurahan yang sudah dialokasikan dapat digunakan untuk program-program wajib penanganan stunting di tingkat lokal, termasuk penguatan keluarga, pemberian makanan tambahan, serta peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya sanitasi dan gizi.
Terakhir Ia mengingatkan, penanganan stunting bukan hanya persoalan kesehatan fisik, tetapi juga menyangkut masa depan generasi bangsa.
“Anak-anak adalah harapan masa depan. Jika sekarang mereka mengalami stunting dan tidak tertangani dengan baik, dalam 10 tahun ke depan kualitas kecerdasan dan kemampuan mereka bisa terpengaruh. Kita tidak ingin ini terjadi. Oleh karena itu, penanganan stunting adalah tanggung jawab kita bersama,” tambahnya.
Ia pun berharap seluruh stakeholder yang hadir dalam kegiatan ini dapat berkomitmen menjalankan peran masing-masing secara maksimal untuk memastikan target penurunan stunting di Kota Depok tercapai.
“Insha Allah, dengan niat yang sama dan kerja keras, kita bisa bersama-sama menyelesaikan permasalahan stunting di Depok,” tandasnya.



