Koalisi gemuk dengan mayoritas kursi di Dewan yang terjaga dan solid dapat memainkan peran penting untuk atur strategi setelah calon yang diusung secara resmi tidak menang dalam Pilkada. Pemegang fungsi legislasi, budgeting, dan controling maka jumlah suara mayoritas di Dewan dapat menentukan arah kebijakan pemerintah Daerah. Bahkan fungsi kontrol pelaksanaan pemerintahan dengan bersinergi dengan relawan pendukung sebelumnya menjadi kekuatan untuk mengawasi jalannya pemerintahan.
Peran Dewan yang lebih kritis menjadi sangat penting, apalagi hasil pilkada Depok, golput masih tinggi. Hitungan sementara Golput 44%, pemilih sah 56% terbelah 45 : 55, artinya kurang lebih 70% warga kurang setuju atau apatis terhadap calon pemimpin barunya.
Itu bermakna, tingkat partisipasi masyarakat rendah, elektabilitas calon rendah, dan kedepan pengawasan masyarakat terhadap pelaksanaan pemerintahan kurang. Disinilah fungsi Dewan harus maksimal dan dapat bermitra dengan lembaga sosial dan relawan.
Ini perlu idealisme, untuk Depok lebih maju.
Sayangnya, dalam berpolitik ternyata idealisme, Harga diri, perbedaan opini sulit dipertahankan karena pragmatisme kepentingan, bahkan pribadi bukan organisasi.
Pilkada Depok sebuah pembelajaran berharga bila hendak bertarung di Pilkada Depok berikutnya. Harus mulai persiapan dari sekarang.