Sedangkan menurut Kasi Kemas Beji Timur Adeyasya Aziza, hasil Audit Kasus Stunting yang telah dirumuskan oleh Tim Teknis setelah melaksanakan kunjungan lapangan pada sasaran kasus stunting, nantinya akan menyusun program teknis pencegahan stunting.
“Melalui pendampingan keluarga ini diharapkan semua faktor resiko stunting dapat diidentifikasi sejak dini dan dilakukan upaya untuk meminimalisir faktor resiko tersebut. Dimana pencegahan prospektif ini melalui berbagai upaya antara lain pertama program siap nikah siap hamil cegah stunting,” tutur Yasya, ketika ditemui usai acara tersebut.
Diketahui kata Yasya, tujuan audit kasus stunting ini antara lain untuk membahas strategi-strategi dalam upaya penurunan stunting, mengidentifikasi risiko terjadinya stunting pada kelompok sasaran, kemudian untuk mengetahui penyebab risiko terjadinya stunting pada kelompok sasaran sebagai upaya pencegahan dan perbaikan tata laksana kasus yang serupa.
Selain itu juga untuk menganalisis faktor risiko terjadinya stunting pada balita stunting sebagai upaya pencegahan, penanganan kasus dan perbaikan tata laksana kasus yang serupa, serta memberikan penanganan kasus dan perbaikan tata laksana kasus serta upaya pencegahannya.
Untuk saat ini, ada 26 anak stunting di Kelurahan Beji Timur. Dirinya akan Fokus untuk menentukan kembali RW lokus stunting dengan beberapa kriteria analisis penambahan penentuan lokus yaitu jumlah keluarga beresiko stunting, jumlah kasus balita stunting (pendek dan sangat pendek), persentase prevelensi stunting dan cakupan Layanan (khusus sanitasi).
“Harapannya stunting di Beji Timur bisa segera turun, makanya segala upaya kita sudah lakukan. Para kader nantinya bisa menyampaikan kepada masyarakat betapa pentingannya pencegahan stunting dari sejak dini,” pungkasnya. (**).