Ia mengatakan, setelah menerima proposal resmi dari Pemkot, Kedutaan Belanda akan meneruskan ke para ahli dari negaranya untuk membantu pengembangan Kota Lama Depok, baik dari sisi pelestarian heritage maupun perencanaan kota yang berorientasi pada pejalan kaki dan pesepeda.
“Belanda punya banyak keahlian dalam pelestarian warisan budaya, mungkin kami bisa mengirimkan para ahli ke Depok untuk membantu, termasuk dalam pengembangan kota yang ramah sepeda dan pejalan kaki,” ucapnya.
Tak hanya soal tata kota, Gerritsen juga menyoroti potensi kuliner Depok yang bisa menjadi daya tarik wisata budaya. Ia menyebutkan bahwa kuliner juga merupakan bagian penting dari kota yang nyaman ditinggali.
“Kalau ingin kota yang hidup dan nyaman, tentu harus ada restoran yang enak, kafe yang menarik, dan tempat-tempat berkumpul. Saya senang melihat Depok mulai menjaga tradisi kulinernya, termasuk pengaruh dari masa Belanda dulu seperti poffertjes dan makaroni,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, dirinya akrab dengan masakan Indonesia sejak kecil, karena masakan Indonesia sangat populer di Belanda.
“Saya suka nasi goreng, tapi mungkin saya lebih suka gado-gado. Di Belanda ada sekitar 400 restoran Indonesia, semuanya menyajikan makanan enak, tentu saja dengan sambal yang lezat,” pungkasnya.