“Namun dalam perjalanannya, pekerjaan tersebut masih menyisakan hal-hal yang menjadi perselisihan. Karena adanya persekongkolan jahat antara But Qingjian International dan PT. Logos Indonesia Bekasi One yang menyebabkan dan berimplikasi terhadap hak-hak PT. Mitra Pemuda Tbk,” ungkap Gunawan Raka.
Apa saja bentuk dugaan persengkongkolan tersebut? Gunawan menyebut ada tiga hal yang dapat dicermati mengapa muncul tudingan tersebut.
Pertama, secara diam-diam performance bond atau jaminan pekerjaan yang diberikan oleh But Qingjian International kepada PT. Logos Indonesia Bekasi One dieksekusi seolah-olah terjadi masalah, sehingga hal tersebut menyebabkan kerugian bagi PT. Mitra Pemuda Tbk.
“Kedua, penunjukan vendor atas nama PT Grama Bazita sebagai salah satu sub kontraktor pada pekerjaan tersebut adalah persekongkolan antara But Qingjian International dan PT. Logos Indonesia Bekasi One,” terangnya.
Bahwa, akibat penunjukan tersebut menimbulkan persoalan hukum baru antara lain:
1. PT Bina Sara Mandiri ditunjuk secara sepihak oleh But Qingjian International dan mengajukan tagihan berkaitan dengan pekerjaan secara langsung kepada penggugat atas permintaan But Qingjian International.
2. PT Grama Bazita mengajukan permohonan kepailitan terhadap CNQC-MTRA JO yang berakhir pada homologasi tertanggal 07 April 2022. Vendor yang membuat Laporan Polisi ke Polda Metro Jaya tertera dalam Laporan Polisi Nomor: LP/B/5660/XI/2022/SPKT/POLDA METRO JAYA tertanggal 5 November 2022 atas nama pelapor Bambang Djaya.