Selanjutnya, pemetaan geospasial 3D juga memudahkan dalam administrasi aset dengan memvisualisasikan semua aset yang dimiliki oleh pemerintah daerah beserta atribut-atributnya. Hal ini memungkinkan pemantauan kondisi dan status aset dengan lebih efisien.
“Transparansi yang dihasilkan oleh teknologi ini juga dapat membantu mengurangi praktik korupsi dengan menyediakan data yang dapat diakses dan diverifikasi oleh berbagai pihak,” tandasnya.
Berikut adalah beberapa manfaat pemetaan geospasial 3D yang mencakup beberapa aspek:
Perencanaan Kota: Dengan model 3D, perencana kota dapat mengevaluasi dan merencanakan pengembangan infrastruktur dengan lebih baik.
Pengelolaan Bencana: Pemetaan 3D membantu dalam manajemen risiko bencana, seperti banjir dan gempa bumi, dengan memprediksi dampak dan merencanakan evakuasi.
Pengembangan Real Estate: Pengembang dapat menggunakan model 3D untuk visualisasi proyek dan pemasaran properti.
Konservasi Energi: Model 3D membantu dalam analisis pencahayaan dan ventilasi alami, yang dapat meningkatkan efisiensi energi bangunan.
Dengan demikian, langkah-langkah yang diambil oleh Kementerian ATR BPN, termasuk inisiatif Kantor Pertanahan Kota Depok, dalam mendorong pemetaan geospasial 3D, memiliki dampak yang signifikan dalam pembangunan dan pengelolaan kota serta memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat.



