Bila koalisi yang digalang Gerindra dan PDIP serta 4 Partai pendukung berjalan efektif dan efisien melalui anggota dewannya, bila perlu ada sanksi bila tdk penuhi target di wilayahnya, tugas calonnya tinggal blusukan dan mensinergikan para relawan.
Dilain pihak, PKS dengan 2 partai koalisinya akan berjuang memelihara pemilih tetapnya yang sudah dibina 15 tahun relative lebih mudah. Tetapi dengan berkurangnya pemilih dari Gerindra, diperlukan kerja keras.
Antara Militansi dan Sinergi koalisi, tetap berusaha dan berjuang pengaruhi Golput yang mencapi 46 % pemilih setara 500 ribu suara
Siapa mereka?
Karena pilkada 2015 tepat hari minggu bertepatan dengan jam ibadah gereja, dan long weekend, ada warga yang berlibur bersama keluarga. Itu bagian penyebab banyaknya pemilih tidak datang ke TPS.
Apabila data benar, umat Kristen sebagai pemilih tetap 200 ribu lebih suara, tentunya jumlah pemilih yang patut diperhitungkan dan kemungkinan besar menjadi faktor kemenangan.
Sekarang masalahnya bagaimana mendekati mereka. Apakah janji janji calon bila jadi Walikota menentukan. Apabila yang dikeluhkan mereka, umat Kristen, kesulitan tempat ibadah dan perijinannya, maka dari kedua calon itu siapa yang nantinya dapat dipercaya memenuhi janjinya.
Apa calon yang diusung PKS atau calon yang diusung Gerindra dan PDIP. Mereka, umat Kristen sendiri yang menentukan sesuai nuraninya.
Semoga Depok memperoleh pemimpin seperti Risma, seorang perempuan menjadi Walikota Surabaya yang dibanggakan warganya. Risma baru baru ini meletakan batu pertama pembangunan Gereja Katolik di Surabaya menunjukan gaya kepemimpinannya bisa merangkul tanpa jarak dengan warganya dari berbagai golongan dan agama.
Kota Surabaya dipimpin seorang perempuan, menjadi satu satunya kota yang memperoleh Adipura Kencana 2019.
*Pendiri Barinas