30 Tahun Perjalanan Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan : Teruslah Melayani Kasih Tak Berkesudahan

by: YN
editor: PRM
30 Tahun Perjalanan Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan : Teruslah Melayani Kasih Tak Berkesudahan
30 Tahun Perjalanan Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan : Teruslah Melayani Kasih Tak Berkesudahan

Sayembara Menulis Dakwah bil Qalam
Tasyakuran HUT Ke-30 juga ditandai dengan kegiatan ‘Sayembara Menulis’ dengan tagline : “Teruslah Melayani Kasih Tak Berkesudahan.” Sayembara ini diharapkan dapat menjadi refleksi dan telaah kritis terhadap berbagai upaya kemanusiaan dan kegiatan sosial yang diselenggarakan Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan selama 30 tahun.

Menulis, kata Eddie, merupakan kegiatan kecendekiawanan yang memiliki spektrum makna luas. Tradisi menulis di Indonesia sudah muncul sejak berabad-abad silam, selain juga memiliki tradisi lisan yang kaya.

“Tulisan berguna menyebarkan pesan dan pengetahuan kepada orang lain. Dakwah bil kitabah atau dakwah bil qalam,” ujar sosok filantropis yang selama puluhan tahun pernah menjadi wartawan media dakwah ini.

Diperingati Umat Muslim Seluruh Dunia
Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan didirikan oleh sejumlah seniman, budayawan, wartawan, pendidik, dan pemerhati sosial.

Tasyakuran HUT Ke-30 tahun ini terasa lebih istimewa sebab ada kesaksamaan penanggalan berdasarkan hitungan kalender Hijriah (Komariah) dan kalender Masehi (Syamsiah).

Presisi tanggal dan bulan dimana lembaga nirlaba ini dulu dibentuk yaitu pada tanggal, 17 Ramadan 1415 H /17 Februari 1995, hingga hari ini tanggal 17 Ramadan 1447 H /17 Maret 2025.

Tanggal dan bulan didirikannya yayasan ini bersamaan dengan peringatan Nuzulul Quran. Momen Nuzulul Quran merupakan peristiwa dimana kitab suci Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai wahyu pertama dan tanda dimulainya kenabian Rasulullah SAW.

“Tanggal dan bulan didirikannya yayasan ini bertepatan peringatan Nuzulul Quran yang diperingati oleh seluruh umat muslim sedunia. Kami ingin kitab suci tidak disikapi sebagai dogma mati; tekstual, tapi kontekstual. Agama hadir memenuhi panggilan kemanusiaan, yaitu melayani,” ungkapnya.

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Silakan mengirimkan sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: depokupred.com@gmail.com